Anemia
adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood
cells ( hematokrit) per 100 ml darah. ( Price A. Sylvia)
Anemia
adalah penurunan kuantitas sel sel darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas
kandungan hemoglobin oleh gangguan pembentukan sel darah merah atau keduanya (
Corwin J. Elizabeth)
2. PEMBAGIAN
ANEMIA !
Berdasarkan
morfologi eritrosit, anemia diklasifikasikan menjadi :
·
Anemia makrositik, karakteristik MCV > 95 fl
o
Megaloblastik
§ Anemia defisiensi folat
§ Anemia
defisiensi B12
o
Nonmegaloblastik
§ Anemia
pada penyakit hati kronik
§ Anemia
pada hipotiroid
§ Anemia
pada sindroma mielodisplastik
·
Anemia hipokromik mikrositik, MCV <
80 fL, MCH <27 pg
o
Anemia
defisiensi besi
o
Thalassemia
o
Anemia akibat penyakit kronik
o
Anemia sideroblastik
·
Anemia
normokromik normositer, MCV 80 – 90 fl, MCH 27-34 pg
o
Anemia pascaperdarahan akut
o
Anemia aplastik – hipoplastik
o
Anemia akibat penyakit kroik
o
Anemia mieloptisik
o
Anemia pada gagal ginjal kronik
o
Anemia pada mielofibrosis
o
Anemia pada sindrom mielodisplastik
o
Anemua pada leukemia akut
3. ETIOLOGI
MASING MASING ANEMIA !
a.
Anemia
defisiensi besi
o
Saluran Cerna (akibat dari tukak peptik, kanker lambung,
kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang).Salurann
genitalia wanita (menorrhagia, atau metrorhagia), Saluran kemih (hematuria),
Saluran napas (hemoptoe)
o
Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah
besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak
baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).
o
Kebutuhan besi meningkat : seperti pada
prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
o
Gangguan absorpsi besi : gastrektomi,
tropical sprue atau kolitis kronik.4
b. Anemia Aplastik
: primer (kelainan congenital dan idiopatik) dan sekunder (akibat radiasi,
bahan kimia dan obat, inveksi virus, hepatitis virus/ virus lain, akibat
kehamilan).
§ Bahan
kimia : hidrokarbon siklik : benzene dan trinitrotoluene
§ Insektisida
: chlordane atau DDT
§ Arsen
anorganik
§ Obat
obatan :
o
Obat yang dose dependent : obat
sitostatika, preparat emas
o
Obat yang dose independent
(idiosinkratik) : khloramfenikol, fenilbutason, antikonvulsan, sulfonamid,
benzene, bahan pelaratu, insektisida.
c.
Anemia
hemolitik : akibat adanya peningkatan destruksi eritosit.
Biasanya umur eritrosit 120 hari, tapi pada anemia ini hanya beberapa hari
saja. Penyebabnya ada intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsic (Kelainan membran, Kelainan
glikolisis, Kelainan enzim, Hemoglobinopati), Ekstinsik (Gangguan sistem imun,
Infeksi, Hipersplenisme, Luka bakar).
d.
Anemia
Megloblastik
Kekurangan vit B12 atau
as folat
4. BAGAIMANA
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI ANEMIA !
a.
Anemia
Defisiensi Besi
Perdarahan menahun
menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi semakin menurun.
·
Deplesi besi (iron depleted state) :
cadangan besi menurun, tetapi penyediaan besi untuk eritopoesis belum terganggu.
·
Eritropoesis defisiensi besi (iron
deficient erythropoesis), cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk
eritropoesis terganggu tetapi belum timbul anemua secara laboratorik.
·
Anemua defisiensi besi, cadangan besi
kosong disertai anemia defisiensi besi
b. Anamia Aplastik
: kerusakan oleh agen toksik secara langsung terhadap stem sel dapat disebabkan
oleh paparan radiasi, kemotrapi sitotoksik atau benzene.agen agen dapat menyebabkan rantai DNA putus
sehingga dapat menyebabkan inhibisi sinesis DNA dan RNA. Kehanciran
hematopoiesis stem sel yang dimediasi system imun mungkin merupakan mekanisme
utama. Tampaknya T limfosit sitotoksik berperan dalam menghambat poliferasi
stem sel dan mencetuskan kematian stem sel/ pembunuhan langsung terhadap stem
sel.
c. Anemia hemolotik
Gangguan resesif autosomal yang disebabkan oleh
pewarisan dua salinan gen hemoglobin yang defektid. Hb yang cacat tersebut
menjadi kaku dan membentuk konfigurasi seperti sabit jika terpajan oksigen
berkadar rendah. Sel darah merah pada anemia ini kehilangan kemampuan untuk
bergerak dengan mudah melalui pembuluh darah yang sempit dan akibatnya
terperangkap didalam mikro sirkulasi. Akibatnya timbul nyeri karena iskemia
jaringan. Sel sabit bersifat reversible dan sangat rapuh dan banyak yang sudah hancur
didalam pembuluh darah yang sangat kecil dan terjadi anemua. Sel sel hancur ini
diangkut melalui sirkulasi ke limpa, dan menyebabkan kerja limpa menjadi berat.
d. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik
terjadi akibat adanya defisiensi Vitamin B12 dan asam Folat. Sel eritroblast
dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih longgar
disebut sebagai sel megalobast. Sel ini fungsinya tidak normal, dihancurkan
saat masih didalam sumsum tulang (hemolisis intramedular) sehingga terjadi eritropoesis
inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek, dan berujung pada terjadinya
anemua.
5. DIAGNOSA
MASING MASING ANEMIA !
-
Anemia
Defisiensi Besi
MCV < 80fl, MCHC <31% dengan salah satu
dari (besi serum < 50 mg/dl, TIBC > 350 mg/dl, saturasi transferin <
15%), feritin serum < 20 µg/dl, pengecatan sumsum tulang cadangan besi
negative, pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu menunjukan
kenaikan kadar hb lebih dari 2 g/dl
Gejala klinis : sindrom anemia (anemic syndrome), hb turun
dibawah 7-8 g/dl (badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang kunang,
telinga berdenging).
Gejala khasi anemia ini : Koilonychia,
Atrofi papil lidah, Stomatitis angularis (cheilosis),, Disfagia, Atrofi mukosa
gastel sehingga menimbulkan akhloridia, Pica
-
Anemia
Aplastik,
memiliki cirri khas
yaitu : perdarahan dan tanda tanda infeksi. Kemudian ada gejala nyeri yang
intens akibat sumbatan vascular, infeksi bakteri serius akibat kemampuan limpa
untuk menyaring mikroorganisme yang tidak adekuat.
o
Satu dari tiga (a) HB < 10 g/dl, HT
< 30%, (b) Trombosit < 50x109/L, (c) leukosit < 30 x 109/L
atau neutrofil < 1,5 x 109/L
o
Retikulosit <30x109/L
(<1%), gambaran sumsum tulang (hilangnya atau menurunya semua sel
hemopoetik, tidak adanya fibrosis yang bermakna atau infiltrate neoplastik),
pansitopenia
-
Anemia
Hemolitik
memiliki gejala khas
diantaranya ikterus, splenomegali dan hepatomegali. Pemeriksaan darah serial
menunjukkan penurunan hematokrit, hb, dan hitung sel darah merah.
-
Anemia
Megaloblastik
Gambaran umum anemia
ini timbul perlahan dan progresif, kadang kadang disertai ikterus ringat,
glositis. Pada defisiensi vit B12 dijumpai gejala neuropati (neuritis perifer :
mati rasa, rasa terbakar pada jari), HB menurun, dijumpai oval macrocyte, MCV
meningkat 110-125 fl, retikulosit normal, kadang kadang dijumpai trombositopenia
yang ringan
6. PENATALAKSANAAN
ANEMIA !
Langkah
pertama membuktikan adanya anemua, kemudian menetapkan jenis anemia yang
dijumpai, dan menentukan penyebab anemia tersebut. Untuk menegakan diagnosis
kita dapat melakukan :
-
Anamnesis
-
Pemeriksaan fisik
Warna kulit ( pucat,
plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami),
purpura (petechie dan echymosis), kuku (koiloncychia), mata (ikterus,
konjungtiva pucat, perubahan fundus), mulut ( ulserasi, hipertrofi gusi,
perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossiti dan stomatitis angularis,
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali, nyeri tulang atau sternum,
hemarthrosis atau ankilosis sendi, pembengkakan testis, pembengkakan parotism.
-
Pemeriksaan laboratorium
Kadar HB, index
eritrosit (MCV, MCH dan MCHC)
-
Pemeriksaan rutin, untuk mengetahui
kelaian pada system leukosit dan trombosit diantaranya laju endap darah.
-
Pemeriksaan sumsum tulang. Pemeriksaanya
diantaranya anemia defisiensi besi ( serum ironm TIBC saturasi transferin dan
feritin serum), anemia megaloblastik (asam folat darah/eritrosit, vit B12),
anemia hemolitik (hitung retikulosit dll), pada leukemia akut (pemeriksaan
sitokimia)
-
Pemeriksaan laboratorium nonhematologic
(faal ginjal, faal endokrin, asam uratm faal hati, biakan kuman dll)
7. KOMPLIKASI
PENDERITA ANEMIA !
-
Anemia
Defisiensi Besi -> kardiovaskuler berupa
dekompensatio cordis. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah komplikasi
dari traktus gastrointestinal berupa keluhan epigastric distress atau stomatis.
-
Anemia
Aplastik -> kasus berat rata rata meninggal dalam 3 tahun,
dengan perjalanan penyakit kronik meninggal dalam 1 tahun.
-
Anemia
hemolitik -> (1) insiden vaso-oklusif mengakibatkan infark
jaringan yang dapat menyebabkan rasa nyeri yang intens dan disabilitas, (2) Terperangkapnya
darah secara tiba-tiba di dalam limpa, yang disebut sekuestrasi limpa, dapat
mengakibatkan hipovolemia, syok, dan potensi kematian. (3) Stroke yang
menyebabkan kelemahan, kejang, atau ketidakmampuan berbicara dapat terjadi
akibat penyumbatan pembuluh darah otak.
-
Anemia
Megaloblastik
8. TERAPI
YANG DIBUTUHKAN !
a.
Anemia
defisiensi besi
·
Terapi kausal, tergantung penyebab.
Missal pengobatan cacing tambang. Terapi kausal harus dilakukan, jika tidak
anemia akan kambuh kembali.
·
Pemberian preparat besi untuk mengganti
kekurangan besi dalam tubuh
o
Besi per oral efektif, murah dan aman.
Pemberiaanya sebaikanya diberikan saat lambung ksosng, tetapi efek samping
lebih banyak dibandingkan setelah makan. Efeksambing dapat berupa mual. Muntah,
serta konstipasi. Pengobatan dapat diberikan sampai 6 bulan setelah kadar
hemoglobin normal untuk mengisi cadangan besi tubuh, kalau tidak anemia dapat
kambuh kembali.Preparat yang tersedia, yaitu :
§ ferrous sulphat (sulfas ferosus),
dosis 3 x 200 mg.
§ ferrous gluconate, ferrous fumarat,
ferrous lactate, dan ferrous succinate.
o
Besi parental, efek samping lebih
berbahaya, lebih mahal. Indikasi yaitu, intoleransi oral berat, kepatuhan
berobat kurang, colitis ulserativa, perlu peningkatan HB secara cepat (missal
preoperasi, hamil trimester akhir). Preparat yang tersedia, yaitu :
§ Iron dextran complex, iron sorbitol
citric acid complex. Dapat diberikan secara intramuscular
dalam atau intravena pelan. Efek samping : anafilaksis, flebitis, sakit kepala,
flushing, mual, muntah, nyeri perut, dan sinkop. Besarnya dosis dapat diberikan
dengan rumus kebutuhan besi (mg) =
(15-Hb sekarang) x BB x 3
Pengobatan lain diet
(sebaiknya diberikan makan bergizi dengan protein terutama protein hewani), Vit
C ( 3 x 100 mg /hari untuk meningkatkan absorbs besi)
b.
Anemia
Aplastik
Terapi kausal (
menghindari agen penyebab dan paparannya), terapi suportif untuk mengatasi
pansitopenia diantaranya untuk infeksi, untuk mengobati anemia transfuse packed red cell jika HB <
7g/dl atau ada tanda payah jantung. Usaha untuk mengatasai perdarahan major
atau trombosit < 20.000/mm3. Pemberian trombosit berulang dapat
menurunkan efektivitas trombosit karena timbulnya antibody antitrombosit. Kortikosteroid dapat mengurangi
perdarahan kulit.
Terapi defenitif (untuk
kesehatan jangka panjang) (1) terapi imonusupresif. pemberian anti lymphocyte globiline : anti lymphocyte
globulin (ALG) atau anti thymocyte
globulin (AGT) dapat menekan reaksi imunologik. Terapi imunosupresif lain
pemberian metilprednisolon dosis
tinggi dengan/ sisklosporin – A.
(2)
transplantasi sumsum tulang (untuk pasien <40tahun)
c.
Anemia
Hemolitik
Menghentikan obat , Discontinue penisilin dan agen-agen lain yang
dapat menyebabkan hemolisis kekebalan tubuh dan obat oksidan seperti obat sulfa.
Hentikan Obat yang dapat menyebabkan hemolisis kekebalan adalah sebagai berikut
: Penisilin Sefalotin, Ampicillin, Methicillin, Kina, Quinidine.
o terapi gawat darurat; atasi syok,
pertahankan keseimbangan cairandan elektrolit, perbaiki fungsi ginjal. Jika
berat perlu diberitransfusi namun dengan pengawasan ketat. Transfusi diberi
berupa washed red cell untuk
mengurangi beban antibodi. Selain itu jugadiberi steroid parenteral dosis
tinggi atau juga bisa hiperimunglobulin untuk menekan aktivitas makrofag.
o terapi suportif-simptomatik;
bertujuan untuk menekan proseshemolisis terutama di limpa dengan jalan
splenektomi. Selain ituperlu juga diberi asam folat 0,15 - 0,3 mg/hari untuk
mencegahkrisis megaloblastik.
o terapi kausal; mengobati penyebab
dari hemolisis, namun biasanyapenyakit ini idiopatik dan herediter sehingga
sulit untuk ditangani.Juga penghentian obat-obatan yang dapat memicu hemolisis.
d.
Anemia
Megaloblastik
o
Untuk defisiensi Vit B12 : hydroxycobalamin intramuskuler 200
mg/hari, atau 1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan
200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
o
Untuk defisiensi folat : berikan asam
folat 5 mg/hari 4 bulan.
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
habis baca, di comment ya mbake bapake :)